
Kumpulan quote-quotes / kata-kata / kutipan dari novel karya Tere Liye "Ayahku (Bukan) Pembohong" :
"Kau tahu, kekalahan seperti ini justru baik bagi mereka. Agar mereka bisa menilai kembali kelebihan dan kekurangan tim."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.11
"Terkadang cara membalas terbaik justru dengan tidak membalas."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.24
"Ah, yang menghina belum tentu lebih mulia dibandingkan yang dihina. Bukankah Ayah sudah berkali-kali bilang, bahkan kebanyakan orang justru menghina diri mereka sendiri dengan menghina orang lain."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.38
"Ayah pernah cerita, Toki si Kelinci Nakal selalu tahu bahwa orangtuanya amat menyayangi dia. Meski harus menaklukkan badai salju, melawan kerumunan serigala, menghindari jebakan pemburu, bahkan melewati jembatan terakhir, orangtuanya tetap berusaha menyelamatkan Toki, senakal apa pun anaknya... Aku tahu, Ayah akan selalu menyayangiku."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.57
"Kau tidak seharusnya marah seperti itu. Anak laki-laki yang baik tidak pernah meneriaki wanita, apalagi membuatnya sedih dan tersakiti."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.91
"Di atas segalanya, Ibu terlihat sehat. Itu hadiah paling istimewa."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.121
"Siapa yang terus berjuang mengubah nasib, maka alam semesta akan mengirimkan bantuan, terlihat ataupun tidak terlihat."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.138
"Tetapi tidak mudah bukan berarti mustahil kan?"
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.167
"Cerita-cerita Ayah adalah cara ia mendidikku agar tumbuh menjadi anak yang baik, memiliki pemahaman hidup yang berbeda. Cerita Ayah adalah hadiah, hiburan, dan permainan terbaik yang bisa diberikan Ayah, karena hidup kami sederhana, apa adanya."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.192-193
"Lagi pula, kau pikir hukuman yang baik adalah hukuman yang adil? Keliru! Hukuman yang baik adalah hukuman yang membuat jera."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.201
"Apa kata pepatah, hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau seberapa membahagiakan, biarkan waktu yang menjadi obat. Kau akan menemukan petualangan hebat berikutnya di luar sana."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.242
"Aku cukup banyak tersenyum, mengangguk, lantas memasang wajah penuh rasa ingin tahu, mendengarkan. Itu saja resep terbaiknya, bukan? Lebih dari memadai untuk menaklukkan calon mertua mana pun di dunia, termasuk yang paling galak dan menyebalkan."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.253
"Terkadang bagi pasangan yang saling mencintai, kepergian salah satunya bisa berarti kehilangan separuh jiwa, termasuk kehilangan separuh kesegaran fisik."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.254
"Itulah hakikat sejati kebahagiaan hidup, Dam. Hakikat itu berasal dari hati kau sendiri. Bagaimana kau membersihkan dan melapangkan hati, bertahun-tahun berlatih, bertahun-tahun belajar membuat hati lebih lapang, lebih dalam, dan lebih bersih. Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sejati dari kebahagiaan yang datang dari luar hati kita. Hadiah mendadak, kabar baik, keberuntungan, harta benda yang datang, pangkat, jabatan, semua itu tidak hakiki. Itu datang dari luar. Saat semua itu hilang, dengan cepat hilang pula kebahagiaan. Sebaliknya rasa sedih, kehilangan, kabar buruk, nasib buruk, itu semua juga datang dari luar. Saat semua itu datang dan hati kau dangkal, hati kau seketika keruh berkepanjangan."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.291-292
"Berbeda halnya jika kau punya mata air sendiri di dalam hati. Mata air dalam hati itu konkret, Dam. Amat terlihat. Mata air itu menjadi sumber kebahagiaan tidak terkira. Bahkan ketika musuh kau mendapatkan kesenangan, keberuntungan, kau bisa ikut senang atas kabar baiknya, ikut berbahagia, karena hati kau lapang dan dalam. Sementara orang-orang yang hatinya dangkal, sempit, tidak terlatih, bahkan ketika sahabat baiknya mendapatkan nasib baik, dia dengan segera iri hati dan gelisah. Padahal apa susahnya ikut senang."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.292
"Ayah tidak menjadi hakim agung. Ayah memilih jalan hidup sederhana. Berprasangka baik ke semua orang, berbuat baik bahkan pada orang yang baru dikenal, menghargai orang lain, kehidupan, dan alam sekitar. Itu jalan hidup Ayah. Dan itu juga yang dipilih ibu kau. Apakah Ayah dan ibu kau bahagia? Kalau kau punya hati yang lapang, hati yang dalam, mata air kebahagiaan itu akan mengucur deras. Tidak ada kesedihan yang bisa merusaknya, termasuk kesedihan karena cemburu, iri, atau dengki dengan kebahagiaan orang lain. Sebaliknya, kebahagiaan atas gelar hebat, pangkat tinggi, kekuasaan, harta benda, itu semua tidak akan menambah sedikit pun beningnya kebahagiaan yang kaumiliki."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.294
"Hidup sederhana, apa adanya, adalah jalan tercepat untuk melatih hati di tengah riuh rendah kehidupan hari ini. Percayalah, memiliki hati yang lapang dan dalam adalah konkret dan menyenangkan, ketika kita bisa berdiri dengan seluruh kebahagiaan hidup, menatap kesibukan di sekitar, dan melewati hari-hari berjalan, bersama keluarga tercinta."
--- Ayahku (Bukan) Pembohong, hal.299
Comments
Post a Comment